Sindoupdate.com, Bengkulu Selatan – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam rilisnya mengatakan berdasarkan data Kementan, total Kabupaten terjangkit Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) hingga 14 Juni 2022 Pukul 15.43 Wib sebanyak 182 daerah yang tersebar di 18 provinsi. Adapun, total hewan ternak terjangkit adalah 155.621 ekor. Sapi menjadi jenis hewan ternak yang terjangkit PMK terbanyak dengan jumlah 152.756 ekor.
Berkaca dari data tersebut, hal ini harus menjadi perhatian lebih bagi setiap Pemerintah Daerah (Pemda). Lebih lagi bagi Pemda yang memiliki program Pengadaan Hewan Ternak (Sapi). Mengapa tidak? Berdasarkan data Kementan tersebut dari 34 Provinsi yang ada di Indonesia tinggal 16 Provinsi yang belum terjangkit wabah PMK sehingga cukup sulit mencari daerah asal Hewan Ternak untuk Pengadaan Hewan Ternak yang masuk kategori aman dari wabah PMK.
Berbeda dengan yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten Bengkulu Selatan (BS). Di bawah kepemimpinan Bupati Gusnan Mulyadi, Pemda BS dalam waktu dekat akan merealisasikan Program Pengadaan Sapi. Harusnya dengan sedang merebaknya wabah PMK Pemda BS menunda atau membatalkan Program tersebut.
Data terhimpun, tidak main-main dana yang dialokasikan Pemda BS untuk menyukseskan Program tersebut. Total anggarannya sebesar 3,5 Milyar lebih yang akan digelontorkan Pemda BS untuk menyukseskan Pengadaan Sapi.
Terpisah kepada sindoupdate.com salah satu pentolan Sekber Media online (SMO) Nopredy Herawan berkomentar, dengan adanya Wabah PMK harusnya Bupati BS Gusnan Mulyadi cepat tanggap dengan kejadian ini, jangan hanya karena sudah menjadi Program Pemda atau bahkan Janji Politik sehingga akan menimbulkan efek yang tidak baik kedepannya bahkan bisa saja merugikan hajat hidup orang banyak.
”Seharusnya Bupati mengkaji kembali dampak kedepannya sebab di tengah mewabahnya PMK ini sangat rentan pengadaan sapi ini akan gagal dan mubazir saja, sebab anggaran yang di serap di dana DAU ini mencapai 3,5 miliar lebih,” Tegas Nopredy Herawan. (thor)