BENGKULU SELATAN – Sebagai bentuk, upaya Pemerintah dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat hingga ketingkat paling bawah, terlihat dengan adanya anggaran yang Pemerintah gelontorkan dalam jumlah yang cukup besar dalam bentuk Dana Desa.
Dalam penerapannya, Pemerintah mewajibkan alokasi Dana Desa tersebut dianggarkan untuk BLT-DD sebesar 40%, Ketahanan Pangan sebesar 20%, Pemberdayaan 32% serta Penanganan Covid sebesar 8%.
Dalam pelaksanaannya Pemerintah menganjurkan agar seluruh pemangku kebijakan di Desa dapat merealisasikan dana tersebut sesuai perioritas kebutuhan masyarakat dalam rangka mendongkrak ekonomi masyarakat secara cepat.
Meskipun Pemerintah berupaya keras, agar ekonomi masyarakat dapat pulih dengan cepat, penerapannya tak lepas dari kerjasama dan keseriusan Pemerintah Desa dalam perealisasiannya.
Namun demikian, sangat disayangkan dengan apa yang terjadi di Desa Serang Bulan, Kecamatan Pino Raya, KabupatenBengkuluSelatan. Desa ini disinyalir dalam merealisasikan dana 20% ketahanan pangan untuk pembuatan jalan rabat beton di areal perkebunan.
Hal yang aneh saat awak media terjun langsung untuk melakukan peliputan realisasi Dana Desa 100% di Desa Serang Bulan tersebut. Pasalnya rabat yang dikerjakan pada Tahun Anggaran 2022 tersebut, sampai saat ini Tahun 2023 belum juga selesai, padahal sudah sangat jelas tahun anggaran sudah berlalu.
Ketua Tim Awak Media yang melakukan peliputan realisasi Dana Desa Aseptori menyatakan kekecewaannya. Apa yang dilakukan Desa tersebut cukup aneh.
“Dari penelusuran kita di lapangan, khusus Desa Serang Bulan Kecamatan Pino Raya, perealisasian dana Desanya yang digunakan untuk pembuatan rabat beton tergolong aneh. Bagaimana tidak, Desa ini meskipun tahun anggaran sudah dilalui, pekerjaan rabat beton ini masih berjalan. Oleh karena itu, kita sangat meragukan SPJ pelaporan yang dilaporkan Pemerintah Desa Serang Bulan untuk pertanggung jawaban akhir tahun,” tegas Asep, Selasa (17/01/2023).
Terpisah, Kasi Perencanaan Desa Serang Bulan Novitasari saat dikonfirmasi membenarkan bahwa pekerjaan hingga berita ini diterbitkan belum selesai. Namun, ditanya terkait besaran anggaran yang digunakan Novitasari tidak mengetahui persis. Sebab anggaran pekerjaan Rabat Beton tersebut menggunakan anggaran perubahan dari 20% ketahanan pangan, jelas Novitasari. (erc)