Sindoupdate.com, Bengkulu Selatan – Kekecewaan warga kepada pihak dealer NSS Group di Bengkulu Selatan karena ditolak membeli sepeda motor secara cash atau tunai mendapat sorotan dan tanggapan banyak pihak.
Anggota DPRD Bengkulu Selatan yang juga praktisi hukum, Sumitro, SH menilai penolakan kepada konsumen yang ingin membeli motor secara cash oleh pihak dealer NSS group merupakan pemerasan secara halus.
Masyarakat seolah dipaksa membeli motor secara kredit dan diwajibkan membayar angsuran setiap bulan. Hal itu jelas saja memberatkan dan merugikan masyarakat yang sudah menabung untuk membeli motor secara tunai.
“Kalau masyarakat ditolak beli motor secara cash, kemudian diarahkan untuk beli secara kredit, itu sama saja pemerasan secara halus. Soalnya kalau kredit kan harga motor lebih mahal. Berapa besar selisih harga kredit dibanding beli cash,” kata Sumitro.
NSS Group juga dinilai melakukan monopoli penjualan motor. Demi meningkatkan nasabah perusahaan leasing yang juga dibawah naungan NSS, mereka menerapkan kebijakan tidak menjual motor secara tunai.
“Itu sudah mengarah ke monopoli pasar. Karena ada sedikit pemaksaan kepada konsumen. Yang dilakukan pihak dealer NSS itu bisa melanggar Undang-Undang Perlindungan Konsumen,” ujar Sumitro.
Anggota DPRD dari Partai Nasdem ini meminta Pemda Bengkulu Selatan melalui OPD terkait mengambil sikap atas penolakan dealer NSS kepada masyarakat yang ingin beli motor cash.
“Pemerintah daerah melalui OPD teknis harus melakukan tindakan terkait hal tersebut. Jangan biarkan pihak dealer memaksa masyarakat beli motor kredit, itu sangat merugikan masyarakat kita,” demikian Sumitro. (thor)
